top of page

Sudah Bahagia?

Bahagia adalah sebuah kata yang sudah sangat sering kita dengar sejak kita kecil. Kata ini juga menjadi kata yang tidak perlu diajarkan artinya di bangku sekolah, karena orang tua kita sudah lebih dahulu menanamkan konsep arti bahagia. Lalu, seiring bertambahnya usia, maka kita mengembangkan arti bahagia itu sesuai diri kita sendiri yang telah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.


Jangan lupa bahagia ya! Itulah sebuah surat lisan yang sering diberikan antara manusia kepada manusia lainnya sebagai bentuk penyemangat ketika lawan bicara sedang kehabisan bahan bakar hidup. Sekarang coba aku bertanya kepada kalian. Apakah diri kalian sudah bahagia hingga hari ini? Pasti kebanyakan menjawab adalah bahagia. Kebenarannya hanya kalian yang memahami. Kalau diri kalian sudah bahagia, bagaimana konsep bahagia sejati kalian? Inilah ceritaku menemukan konsep bahagia yang menurutku sejati.


Bahagi Bersama Desa WaeRebo

Aku hidup dengan kondisi keluarga yang berlebih diawalnya yaitu ketika aku masih kecil. Tetapi, karena aku masih kecil, hanya Satu Persen kesadaranku untuk bisa merasakan dan menikmati kelebihan tersebut. Hingga suatu saat roda hidupku berputar ke arah bawah menjadi kekurangan. Masa ini aku jalani selama masa remajaku dimana aku sudah cukup pintar bersikap atas apa yang kualami. Jadi, aku berusaha mencurahkan konsep bahagiaku dengan apa yang kupunya pada saat itu yakni sebuah komputer yang bisa aku pakai untuk bermain game. Aku membentuk bahagia ketika aku bermain game.


Konsep ini aku bawa terus hingga aku sudah dewasa dan masuk ke dalam dunia bekerja. Namanya sudah bekerja, pastinya aku sudah memiliki penghasilan sendiri dan kehendak bebas terhadap penghasilan itu. Mulai tahap ini, konsep bahagia milikku mulai beralih pada pemenuhan apa yang tidak pernah aku dapatkan pada saat remaja.


Konsep bahagiaku beralih pada online shop. Membeli banyak jenis barang dengan alasan mencari self reward dari tekanan kerja yang kudapatkan. Lambat-laun kusadari bahwa dalih itu ternyata sama saja dengan membohongi diri sendiri. Bisa dibilang aku tidak sadar pada saat itu karena lingkunganku melakukan hal yang sama. Tetapi, sekarang sejak aku sering banyak bergaul dengan diriku sendiri dan menjadi penonton (bukan pelaku), aku menjadi tersadar.


Bahagia Bersama Gunung Semeru

Bosan dengan berbelanja, aku mencari hal lain yang tidak kudapat yaitu berlibur mengelilingi Indonesia. Mulailah aku mengalihkan pendapatanku untuk berlibur. Meskipun belum berhasil mengelilingi Indonesia, dari kegiatan berlibur ini aku jadi mulai mendapatkan rasa bahagia sejati. Lama-kelamaan liburanku melebar kearah mendaki gunung. Inilah ada moment dimana aku mendapatkan konsep pertama bahagia sejatiku. Dengan naik gunung aku bisa mengenal rasa tulus berbahagia dan merasakan bebas berbahagia menjadi diri sendiri. Mendekatkan diri kepada alam membuatku bahagia.


Sejak itu aku merubah konsep liburanku lebih banyak bermain dengan alam. Ada saatnya aku berhasil mengunjungi Desa Wae Rebo di Flores. Mataku menyaksikan penduduk di sana berbahagia dengan segala kekurangan yang mereka punyai kalau dibandingkan penduduk kota. Jauh dari kemajuan teknologi tetap bisa membuat mereka tersenyum. Tidak memiliki barang mewah tetap bisa membuat semangat hidup mereka tinggi. Diriku berpikir saat itu dan akhirnya menghasilkan suatu konsep bahagia baru yang akhirnya kutambahkan dalam diriku yaitu bahagia itu sederhana dan tidak banyak tahu justru bisa membuat kita lebih bahagia.


Bahagia Bersama Gunung Kelud

Bahagia itu sederhana. Memang lebih mudah mengucapkan dibandingkan melakukan kalau kalian tidak bisa memaknainya. Bagiku, bahagia itu sederhana adalah bisa menikmati segala sesuatu yang kumiliki sekarang dan menikmati segala proses hidup yang kualami. Sesederhana itu kan!


Kenapa aku mengatakan menikmati segala proses? bukan menikmati hasilnya saja? Aku mendapatkan inspirasinya ketika melihat youtube seorang traveler dari luar negeri. Aku menjadi open minded dan mengamini perkataan mereka. Hasil itu adalah acara pesta bahagia. Sedangkan proses menjalaninya itu adalah bahagia itu sendiri. Kalau kita hanya bahagia ketika ada hasil, maka setelah itu kembali tidak bahagia. Kita hanya bahagia ketika berpesta saja. Sedangkan, kalau kita bahagia dari proses maka kita bisa bahagia pada setiap harinya. Bisa dikatakan kita bahagia karena kita bisa beraktivitas. Selain itu, bahagia menikmati proses ini juga memberikan suatu cerita kehidupan yang akan lebih abadi dibandingkan hasilnya.


Tidak banyak tahu bisa membuat bahagia. Kenapa begitu? Sampailah aku pada suatu pemikiran dimana kita yang hidup di kota ini susah bahagia karena terlalu banyak melihat apa yang dimiliki oleh orang lain. Sadar maupun tidak sadar, pada akhirnya kita akan sampai pada kondisi tidak bersyukur terhadap apa yang kita miliki sekarang. Rasa ingin menyamai dan ingin bersaing selalu muncul. Semua hasil jerih payah kita terpusat untuk menggapai sesuatu yang bisa jadi hanya kebahagiaan sesaat.


Selain itu, orang kota juga terlalu banyak melihat kebahagiaan orang lain yang banyak mendapakan like dari banyak orang. Sadar atau tidak sadar, kita akan terprogram bahwa standart bahagia kita akan mengikuti apa yang ditetapkan oleh orang lain. Konsep kebahagiaan diri sendiri ditumbalkan hanya demi membahagiakan orang lain. Padahal bahagia tiap orang itu berbeda-beda dan hanya diri sendiri yang tahu. Untuk apa mengorbankan kebahagiaan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain.


Bahagia Bersama Komodo

Kesimpulannya, hingga hari ini konsep bahagiku adalah bisa bermain ke alam, bahagia itu sederhana, dan bahagia dengan tidak banyak tahu. Konsep ini aku yakini masih bisa bertambah tetapi tidak akan berubah drastis. Terima kasih kepada seluruh temanku yang sudah menemaniku menemukan bahagiaku. Bahagia menjadi lebih nikmati kalau bersama.


Jadi, sudah bahagia? Sudah benar-benar bahagia suara diri sendiri?


Semoga ceritaku mengenai konsep bahagiaku ini bisa menginspirasi kalian untuk bisa mencari kebahagiaan kalian sendiri. Saranku, coba luangkan waktu untuk berbicara dengan diri sendiri, mumpung kita masih dalam kondisi work from home. Ketahui bahagia dirimu maunya seperti apa. Jangan sampai kamu salah langkah mengikuti bahagia orang lain maupun konsep bahagia yang ditanamkan orang tuamu sejak kecil. Hilangkan rasa malas berkenalan dengan dirimu sendiri.


Silahkan kontak aku apabila ada yang mau berbagi konsep bahagia. Siapa tahu kita bisa saling menginspirasi satu sama lain.


Salam Bahagia


40 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page