top of page

Tak Kenal Maka Tak Sayang-Ayu

Sahabat pendakianku yang kedua adalah Ayu. Sama dengan sebelumnya, melalui artikel ini aku mencoba memperkenalkan siapa itu Ayu.



Panggilan Ayu diambil dari nama lengkapnya yaitu Oktaviani Ayu Puspa. Dia adalah pribadi yang menjembatani pertemuanku dengan Ncus. Ayu bertempat tinggal di Jakarta. Aku dan Ayu berkenalan pertama kali di kantor tempat kami berdua mengais rejeki. Kala itu dia masih sering mendapatkan tugas ke Surabaya. Masih banyak waktu bagi kami berdua untuk bertemu. Sekarang kondisi sudah jauh berbeda. Sedikit gambaran diawal, bisa dikatakan Ayu ini seperti wanita tomboy. Tapi tomboy hanya pada kelakuannya saja. Sedangkan penampilannya tetap condong ke arah wanita tulen.


Dalam perjalanan pendakian, posisi Ayu seringnya berada di tengah. Kenapa di tengah? Ayu memiliki kebiasaan berjalan lambat. Jadi, dengan kondisi ditengah, mau tidak mau dia akan didorong oleh Ncus yang berada dibelakangnya untuk terus mengikuti langkah cepatku dan Triasni yang berada didepannya. Lucunya kondisi ini berkebalikan dengan kondisi ketika Ayu berada di kota. Dalam kesehariannya, dia justru beraktivitas secara lincah.


Kami berempat memiliki julukan hewan yang menggambarkan tingkah laku kami masing-masing. Ayu mendapatkan julukan turtle atau kura-kura karena cara jalannya yang lambat seperti kura-kura. Namun, apabila sudah terlewat capai seperti ketika turun muncak, Ayu mulai menjelma menjadi sosok yang berbeda yaitu zombie. Kakinya sudah tidak mampu diangkat untuk berjalan. Hanya bisa diseret persis seperti zombie.


Ketika sampai di camping ground, peran Ayu dimulai ketika tenda sudah berdiri dan persiapan makan dimulai. Ayu bersama dengan Triasni, berperan membantu aku menyiapkan dan memasak makanan. Mempersiapkan alat memasak, memotong bumbu pelengkap, memotong lauk, mengambil air, memasak air, dan masih banyak lagi hal yang biasa Ayu lakukan. Bisa dibilang dia itu seperti tangan kanan koki. Kami butuh apa, Ayu siap mencarikan. Bahkan dengan sedikit paksaan, dia siap mencarikan sampai ke tenda sebelah. Beberapa kali kami ada kekurangan bahan masak seperti garam. Dalam situasi seperti ini peran Ayu sangat krusial. Dia bertugas bertamu ke tenda sebelah untuk meminta garam. Seringnya kalau wanita yang meminta akan lebih diberi dibandingkan lelaki yang meminta. Digoda-goda sedikit sudah menjadi resiko. Tetapi aku yakin, Ayu tidak pernah menghiraukan itu. Perannya berlanjut ketika aktivitas makan selesai. Ayu berperan sebagai bagian bersih-bersih peralatan makan dan alat masak.


Aku sangat salut kepada Ayu karena sebagai wanita ia pandai menempatkan diri. Ketika berada di alam, dia bisa dengan cepat beradaptasi dengan kondisi sekitar meninggalkan kebiasaan kotanya. Bahkan menurutku lebih unggul dibandingkan Ncus dan Triasni dalam soal buang air besar dengan alam. Ayu masih lebih memilih memutuskan buang air besar dengan cara menggali tanah dibandingkan harus menahan selama perjalan. Sedangkan Ncus dan Triasni kebalikannya.


Kombinasi antara Ayu dan Triasni selalu menjadikan perjalanan dan waktu santai kami tidak pernah sepi. Contohnya seperti obrolan malam sebelum memejamkan mata. Selalu ada topik menarik yang dibahas. Entah topik itu didapat dari kejadian selama perjalanan, pemandangan yang kami lihat, atau dokumentasi selama perjalanan. Ayu selalu bisa melontarkan komentar atau candaan yang asyik untuk diulas.



Sama seperti kami semua, Ayu juga manusia yang memiliki kelakuan yang kurang cocok dengan kami diawal. Tetapi sekarang kami sudah memahami dan beradaptasi dengan kekurangan tersebut. Mager atau malas gerak itulah kelakuan dia yang mengesalkan. Sering terjadi ketika dia sudah berada didalam tenda dengan kondisi bersih siap tidur. Selama Ayu membantu proses memasak, dia tidak mau keluar dari tenda karena di dalam lebih hangat dibandingkan di luar. Sedangkan aku dan Triasni berada diluar tenda. Memasak sambil menahan dingin. Begitu juga ketika mencuci peralatan makan dan masak, Ayu lebih memilih membersihkannya dengan tisu basah dibandingkan harus keluar dari tenda untuk mencuci dengan air.


Sekian cerita mengenai Ayu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat kali dan bagi kami berempat juga. Sampai jumpa di artikel perkenalan selanjutnya.


Salam Tak Kenal Maka Tak Sayang

23 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page